Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian utama Beralih ke bagian footer website

Women in the Budget How is the Allocation of Government Expenditure Based on the Pro Gender Budget (PGB) in Batang Regency? Pro Gender Government Expenditure Budget in Batang Regency

Abstrak

Angka kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Batang masih menunjukkan peringkat yang tinggi, dengan korban terbanyak adalah perempuan. Salah satu fakta di atas merupakan bukti bahwa perlu adanya penanganan khusus untuk perempuan.  Hal ini berbanding terbalik dengan rencana anggaran responsif pemerintah daerah yang menyertakan poin kesetaraan gender. Namun pada praktiknya, perempuan di Kabupaten Batang masih memiliki angka kesejahteraan lebih rendah dibanding laki-laki. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Penelitian yang dilakukan selama lima bulan (Mei-September) menggunakan jenis analisis data pengumpulan domain menurut Spradley. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Batang telah menerapkan anggaran responsif gender pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Namun capaian belanja daerah tersebut dinilai belum berpengaruh terhadap perkembangan indeks pembangunan gender. Program realisasi belanja daerah yang ditetapkan pada pemerintah daerah Kabupaten Batang juga masih memerlukan penyelesaian. Hal ini disebabkan kedatangan KITB yang memberikan kesempatan kerja bagi semua gender, akan tetapi belum disertakan program kerja pemerintah melalui anggaran belanja yang disediakan.

Kata Kunci

government expenditure, pro gender budget, gender development, equality and justice

PDF (English)

Referensi

  1. Abrar, M., Juanda, B., Firdaus, M., & Hakim, D. B. (2020). The Impact of Special Autonomy Funds on Poverty of Human Development and Unemployment in Aceh. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 12(10), 713–734.
  2. Antasari, Rr. R., & Hadi, A. (2017). Implementasi Keb?akan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender di Pemerintah Kota Palembang. Al-Maiyyah: Media Transformasi Gender dalam Paradigma Sosial Keagamaan, 10(1), 132–161. https://doi.org/10.35905/almaiyyah.v10i1.453
  3. Astuti, P. (2016). Analisis Anggaran Responsif Gender pada APBD Kota Semarang Tahun 2010–2013. Politika: Jurnal Ilmu Politik, 7(1), 37–52. https://doi.org/10.14710/POLITIKA.7.1.2016.37-52
  4. Aziz, A. (2017). Persepsi Masyarakat Batang Terhadap Festival Anggaran Pemerintah Kabupaten Batang (Studi Kasus Masyarakat Kecamatan Batang). Journal of Politic and Government Studies, 6(03), 81–90. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/16585
  5. Bakti, G. P., & Kodoatie, J. M. (2012). Analisis Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Angka Melek Huruf Perempuan dan Angka Partisipasi Sekolah Perempuan di Kabupaten/Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Diponegoro Journal of Economics, 1(1), 1–7. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jme/article/view/392
  6. Berg, B. L., & Lune, H. (2009). Qualitative Research Methods for the Social Sciences. Pearson.
  7. Biduri, S., Dewi, S. R., & Usrotin, I. (2022). The Urgency of Implementing Gender Responsive Budgets in Local Governments (Study in Sidoarjo Regency). Procedia of Social Sciences and Humanities, 3, 1394–1403. https://doi.org/10.21070/PSSH.V3I.336
  8. Biswas, B. (2008). Decentralisation and Local Governance in Developing Countries: A Comparative Perspective. Social Change, 38(3), 541–546. https://doi.org/10.1177/004908570803800311
  9. Budlender, D. (2002). Gender Budgets Make Cents: Understanding Gender Responsive Budgets. Gender Affairs Department, Commonwealth Secretariat.
  10. Bungin, H. M. B. (2011). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Keb?akan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Predana Media Group.
  11. Cahyaningsih, A., & Fitrady, A. (2019). The Impact of Asymmetric Fiscal Decentralization on Education and Health Outcomes: Evidence From Papua Province, Indonesia. Economics & Sociology, 12(2), 48–63. https://doi.org/10.14254/2071-789X.2019/12-2/3
  12. Deris, L. R. V., Bhinadi, A., & Nuryadin, D. (2022). Pengaruh Ketimpangan Gender terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (34 Provinsi) Tahun 2015–2020. Sibatik Journal: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, dan Pendidikan, 1(12), 2947–2958. https://doi.org/10.54443/SIBATIK.V1I12.481
  13. Duri, R., & Rahmah, M. (2020). Evaluasi Pemekaran Daerah dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Keb?akan Pemerintahan, 3(1), 43–52. https://doi.org/10.33701/jkp.v3i2.1378
  14. Farida, S. I. (2019). Anggaran Responsif Gender Sebagai Suatu Instrumen Negara untuk Pemenuhan Hak Perempuan di Indonesia. JIMF (Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma), 1(2). https://doi.org/10.32493/frkm.v1i2.2541
  15. Fithriyah. (2017). Indonesia’s Experience: Implementing Gender Responsive Planning and Budgeting. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning, 1(1), 59–75. https://doi.org/10.36574/jpp.v1i1.9
  16. Hamzah, A. (2020). Metode Penelitian Kepustakaan. Literasi Nusantara.
  17. Jumadi. (2021, March 15). Berdayakan Perempuan Kelompok Rentan dengan Beragam Pelatihan. Kanal Berita Pemkab Batang. https://berita.batangkab.go.id/?p=1&id=6552
  18. Jumadi. (2022, October 11). BLK Batang Kembangkan Perempuan Desa Binangun Bisa Berwirausaha. Kanal Berita Pemkab Batang. https://berita.batangkab.go.id/?p=1&id=9800
  19. KemenPPPA. (2019, January 26). Kab. Batang Percepat Upaya Menuju Kabupaten Layak Anak. KemenPPPA. https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2040/kab-batang-percepat-upaya-menuju-kabupatenlayak-anak
  20. KemenPPPA. (2021, October 1). Wujudkan Kesetaraan Gender, Kemen PPPA Berikan Penghargaan APE 2020 kepada 308 K/L dan Pemda. KemenPPPA. https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/3451/wujudkan-kesetaraan-gender-kemen-pppa-berikanpenghargaan-ape-2020-kepada-308-k-l-dan-pemda/bslvd/y817932.html
  21. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2020). Road Map Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
  22. Khaerah, N., & Mutiarin, D. (2016). Integrasi Anggaran Responsif Gender dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Journal of Governance and Public Policy, 3(3), 413–445. https://doi.org/10.18196/jgpp.2016.0065
  23. Kusumawardhani, F., Harsini, & Nasution, S. R. (2021). Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Perencanaan dan Penganggaran di Provinsi Riau Tahun 2020. Jurnal Administrasi Politik dan Sosial, 2(3), 121–134. https://doi.org/10.46730/japs.v2i3.66
  24. Nasution, I. M. N., & Marthalina. (2018). Tantangan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Perencanaan Anggaran Responsif Gender. JEKP (Jurnal Ekonomi dan Keuangan Publik), 5(2), 163–181. https://ejournal.ipdn.ac.id/JEKP/article/view/423
  25. Natalis, A. (2020). Urgensi Keb?akan Penyelenggaraan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam Mewujudkan Kesejahteraan Perempuan. Pandecta: Jurnal Penelitian Ilmu Hukum, 15(1), 64–73. https://doi.org/10.15294/pandecta.v15i1.23205
  26. Pemerintah Kabupaten Batang. (2018). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2017-2022.
  27. Raza, H., Fahmi, F., & Meutia, R. (2018). Difference Analysis of the Autonomy of Extended Regencies in Aceh Province Indonesia. In Emerald Reach Proceedings Series (Vol. 1, pp. 53–61). Emerald Group Holdings Ltd. https://doi.org/10.1108/978-1-78756-793-1-00093
  28. Restanti, R. (2021, November 13). Sebanyak 77 Kelompok Perempuan Perebutkan Rp 600 Juta dalam Lomba Inovasi di Batang. Suara Merdeka Pekalongan. https://pekalongan.suaramerdeka.com/pekalongan-raya/pr-1811638221/sebanyak-77-kelompok-perempuanperebutkan-rp-600-juta-dalam-lomba-inovasi-dibatang
  29. Rubin, M. M., & Bartle, J. R. (2005). Integrating gender into government budgets: A new perspective. Public Administration Review, 65(3), 259–272. https://doi.org/10.1111/j.1540-6210.2005.00452.x
  30. Sakernas BPS. (2019, February). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, 2019 dan Target 2045. https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-2019-1563778313
  31. Setiawan, H. (2022). Reviewing the Prosperity Tracks After Two Decades of Special Autonomy for Papua. Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora, 12(1), 13–23. https://doi.org/10.31940/soshum.v12i1.13-23
  32. Setiawan, H., & Widyana, M. R. (2022). Rethinking Patterns Development of Aceh’s Socio-Economic Welfare After Two Decades of Implementing Asymmetric Autonomy “Special Autonomy.” Journal of Government and Political Issues, 2(1), 8–21. https://doi.org/10.53341/jgpi.v2i1.27
  33. Siregar, O. K., & Ramadhan, P. A. (2020). Pengaruh Belanja Daerah, Pendapatan Asli Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Jurnal Akuntansi Bisnis dan Publik, 10(1), 88–100. https://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/akuntansibisnisdanpublik/article/view/793
  34. Tazkia, A., Listyaningsih, & Cadith, J. (2022). Implementasi Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan di Kabupaten Pandeglang. Jurnal Administrasi Publik, 18(1), 25–44. https://doi.org/10.52316/jap.v18i1.93
  35. Widowati, G. R., Ludigdo, U., & Kamayanti, A. (2016). Persepsi Penyusun Anggaran Mengenai Konsep Keb?akan Anggaran Responsif Gender. Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, 2(1), 31. https://doi.org/10.18382/jraam.v2i1.67
  36. World Economic Forum. (2021). Global Gender Gap Report 2021.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Metrik

Metrik sedang dimuat ...