Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian utama Beralih ke bagian footer website

Kekuatan Jaringan dan Modalitas Politik Kekerabatan Pilar Saga dalam Pilkada Tangerang Selatan 2020

Abstrak

Persoalan jaringan dan modalitas politik keluarga Pilar Saga terbangun di atas politik dinasti Ratu Atut Chosiyah. Menariknya jaringan politik dinasti di Banten memberikan kontribusi bagi kemenangan Pilar Saga. Bahkan berbagai kasus korupsi yang menjerat keluarga Ratu Atut sekalipun tidak mampu meruntuhkan jaringan politiknya. Misalnya kasus korupsi Ratu Atut atas dugaan suap MK dan jual beli jabatan, T Chaeri Wardana atas kasus korupsi alat kesehatan, dan Ratu Lilis Karyawati atas kasus sodetan Sungai Cibenuangen Lebak.  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana kekuatan jaringan dan modalitas politik Pilar Saga serta apa yang mempengaruhi kemenangannya dalam Pilkada Tangsel 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif di Tangsel. Data penelitian ini diambil melalui observasi dan library research untuk menguatkan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan jika jaringan dan modalitas politik Pilar Saga di samping telah terbangun dari dinasti Atut juga didongkrak oleh prestasi kinerja petahana pasangan Pilar Saga. Sang petahana dalam periode sebelumnya bersama Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut) mampu membawa Kota Tangerang Selatan menjadi wilayah Kabupaten/Kota terbaik di Banten dalam angka HDI (Human Development Index). Atas dasar inilah rasional perilaku pemilih di Tangerang Selatan tidak terkecoh pada berbagai kasus yang menjerat kerabatnya dalam korupsi dinasti Ratu Atut Chosiyah.

Kata Kunci

modalitas, jaringan politik, politik kekerabatan

PDF (English)

Referensi

  1. Bimantara, N. (2018). Analisis Politik Dinasti di Kabupaten Kediri. Journal of Politic and Government Studies, 7(4), 201–210. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/21909
  2. Bourdieu, P. (2020). The Forms of Capital. In The Sociology of Economic Life (pp. 78–92). Routledge. https://doi.org/10.4324/9780429494338-6
  3. Casey, K. L. (2005). Defining Political Capital: A Reconsideration of Bourdieu’s Interconvertibility Theory. https://www.researchgate.net/publication/237710955
  4. Dull, E., & Reinhardt, S. P. (2014). An Analytic Approach for Discovery. In STIDS.
  5. Effendi, W. R. (2018). Dinasti Politik dalam Pemerintahan Lokal Studi Kasus Dinasti Kota Banten. Jurnal Trias Politika, 2(2), 233–247. https://doi.org/10.33373/jtp.v2i2.1471
  6. Gunanto, D. (2020). Tinjauan Kritis Politik Dinasti di Indonesia. Sawala: Jurnal Administrasi Negara, 8(2), 177–191. https://doi.org/10.30656/sawala.v8i2.2844
  7. Haboddin, M. (2017). Politik Keluarga dalam Pilkada Serentak. Jurnal Transformative, 3(2), 1–15. https://transformative.ub.ac.id/index.php/jtr/article/view/110
  8. Haliim, W., & Hakim, A. I. (2020). Dinasti Politik: Basis Politik dan Kepuasan Publik. Jurnal Politik Profetik, 8(2), 258–273. https://doi.org/10.24252/profetik.v8i2a4
  9. Hidayati, N. (2014). Dinasti Politik dan Demokrasi Indonesia. Orbith: Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa Dan Sosial, 10(1), 18–21. https://doi.org/10.32497/orbith.v10i1.357
  10. Masyitha, D. (2015). Tafsir Hermeneutika Politik atas Gejala Demokrasi Versus Dinasti pada Pilkada Serentak 2015. Dialogia: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 13(2), 267–282. https://doi.org/10.21154/DIALOGIA.V13I2.298
  11. Mietzner, M. (2009). Indonesia’s 2009 Elections: Populism, Dynasties and the Consolidation of the Party System. Lowy Institute for International Policy.
  12. Mulyadi, M. (2011). Modal Sosial dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan di Kelurahan Tegal Panggung Yogyakarta. Kajian: Menjembatani Teori Dan Persoalan Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan, 16(4), 707–737. https://doi.org/10.22212/KAJIAN.V16I4.541
  13. Pasan, E. (2013). Politik Dinasti dalam Pemilihan Presiden di Filipina Tahun 2001–2011. Interdependence: Jurnal Hubungan Internasional, 1(3), 222–235. http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JHII/article/view/1330
  14. Prianto, B. (2016). Partai Politik, Fenomena Dinasti Politik dalam Pemilihan Kepala Daerah, dan Desentralisasi. Publisia: Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 1(2), 105–117. https://doi.org/10.26905/pjiap.v1i2.436
  15. Purwaningsih, T. (2015). Politik Kekerabatan dan Kualitas Kandidat di Sulawesi Selatan. Jurnal Politik, 1(1), 97–123. https://doi.org/10.7454/jp.v1i1.10
  16. Purwanti, U. D., & Alfirdaus, L. K. (2020). Dinasti Politik dalam Pemerintahan Lokal di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Journal of Politic and Government Studies, 9(4), 309–323. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/28811
  17. Rahmat, P. S. (2009). Penelitian Kualitatif. Equilibrium, 5(9), 1–8.
  18. Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81–95. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374
  19. Suaib, E., & Zuada, L. H. (2015). Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi: Studi Hegemoni Politik Nur Alam di Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Politik, 12(2), 51–69. https://doi.org/10.14203/JPP.V12I2.541
  20. Sujarwoto. (2015). Desentralisasi, Dinasti Politik dan Kemiskinan di Indonesia. JIAP (Jurnal Ilmiah Administrasi Publik), 1(2), 1–6. https://doi.org/10.21776/ub.jiap.2015.001.02.1
  21. Sukri, M. A. F. (2020). Dinasti Politik di Banten: Familisme, Strategi Politik dan Rendahnya Partisipasi Politik Masyarakat. JISPO (Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik), 10(2), 169–190. https://doi.org/10.15575/JISPO.V10I2.8316
  22. Susanti, M. H. (2017). Dinasti Politik dalam Pilkada di Indonesia. Journal of Government and Civil Society, 1(2), 111–119. https://doi.org/10.31000/jgcs.v1i2.440
  23. Sutisna, A. (2017). Gejala Proliferasi Dinasti Politik di Banten Era Kepemimpinan Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review, 2(2), 100–120. https://doi.org/10.15294/jpi.v2i2.9329
  24. Wance, M., & Djae, R. M. (2019). Modalitas Dinasti Ahmad Hidayat Mus pada Pemilihan Kepala Daerah di Maluku Utara 2018. Sosiohumaniora: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Humaniora, 21(3), 256–268. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v21i3.21547

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Metrik

Metrik sedang dimuat ...